welcome

WELCOME TO aqibmathic.blogspot.com

Rabu, 24 Juli 2013

Contoh Proposal Penelitian Pendidikan Matematika



Pengaruh Metode INVACT  (Increase Value Activity)
Terhadap Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII SMPN 15 Mataram
Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB I

PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang
Dalam era globalisasi, dunia seakan semakin menyatu, sekat-sekat semakin samar, sehingga setiap orang akan semakin mudah berkomunikasi dengan orang lain, tidak dibatasi jarak dan waktu. Hal ini akan mengakibatkan semakin samarnya sekat budaya yang lebih lanjut akan mengakibatkan karakter suatu bangsa akan semakin menipis. Dewasa ini kerusakan moral bangsa sudah dalam tahap sangat mencemaskan, karena terjadi di hampir semua lini, baik birokrasi pemerintahan, aparat penegak hukum, bahkan di dunia pendidikan. Jika hal ini dibiarkan, negara akan menuju ke arah kehancuran. Pendidikan nasional mengemban tugas mengembangkan manusia Indonesia sehingga menjadi manusia yang utuh dan sekaligus merupakan sumberdaya pembangunan yang berkarakter. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan wahana untuk menyiapkan para siswa yang berkarakter agar dapat bertahan pada era global.
Pendidikan karakter menjadi isu menarik dan hangat dibicarakan kalangan praktisi pendidikan akhir-akhir  ini. Mengapa? Sebab, dunia pendidikan kita selama ini dianggap terpasung oleh kepentingan-kepentingan yang absurd, hanya mementingkan kecerdasan intelektual, akal, dan penalaran, tanpa dibarengi dengan intensifnya pengembangan kecerdasan hati, perasaan, dan emosi. Kasus contek masal yang terjadi pada salah satu SD di Tandes Surabaya  merupakan satu bukti bahwa dunia pendidikan telah mengabaikan  aspek kejujuran  di sekolah (Pramodhawardani, 2011).
Dengan demikian, wajar apabila output pendidikan kita  menghasilkan orang-orang  cerdas, tetapi kehilangan sikap jujur (Yuwono Sudarsono, 2008:XXI). Imbasnya, apresiasi terhadap keunggulan nilai humanistik, keluhuran budi, dan hati nurani menjadi dangkal. Tidaklah mengherankan jika mereka menjadi pejabat melakukan tindakan-tindakan korup  yang merugikan negara dan masyarakat.
Laporan Kompas (20 Juni 2011) menunjukkan bahwa korupsi telah menggerogoti  seluruh komponen birokrasi pemerintah mulai dari eksekutif, legislatif dan yudikatif. Di pihak eksekutif, hingga saat ini tercatat 158 kepala daerah (gubernur, wali kota dan bupati) tersangkut kasus korupsi. Di Dewan Perwakilan Rakyat, lebih dari 42 anggotanya terseret kasus korupsi. Sementara itu, di institusi penegak hukum yang semula diharapkan bisa memperbaiki keadaan, ternyata kondisinya lebih parah. Ini artinya, pendidikan kita setidaknya telah memiliki andil terhadap maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menyebabkan Indonesia tergolong sebagai salah satu negara yang tingkat korupsinya tertinggi di dunia.
            Menyadari kenyataan itu, maka para pemerhati dan pemangku kepentingan memandang perlu melakukan reorientasi dan penataan terhadap apa yang hilang dan kurang disentuh oleh dunia pendidikan, yakni lebih fokus pada pembentukan karakter anak. Proses pembelajaran perlu didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan karakter melalui beragam aktivitas dan metode pembelajaran.
Matematika yang selama ini hanya dimaknai sebagai mata pelajaran biasa di sekolah, sebenarnya bisa jadi sarana membangun karakter siswa, kata Prof. Jozua Sabandar,MA,Ph.D dari Universitas Pendidikan Indonesia-Bandung saat menyampaikan makalahnya dihadapan 300-an peserta seminar sehari “Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika”, yang digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Sabtu,10/12 di Aula Balairung Caraka, Gedung B Kampus I UBH Ulak Karang.
Ia juga mengatakan, dalam pembelajaran matematika sebenarnya mengandung nilai-nilai pendidikan karakter, yakni konsistensi, taat asas, disiplin, keseimbangan, kreatif, dan inovatif. Kata dia selama ini pembelajaran matematika selalu dilakukan dengan metode konservatif yang akhirnya hanya menghasilkan seorang yang memiliki kemampuan perakit ilmu, bukan pengembang ilmu, padahal, ada muatan pendidikan karakter, misalnya prinsip aritmatika yang dapat digunakan untuk pembelajaran toleransi, sehingga siswa tidak sekadar diajarkan tentang teori-teori matematika. Ada pula nilai kooperatif yang bisa diajarkan melalui matematika. Namun, hal ini tentunya memerlukan kesadaran guru terhadap hakekat matematika dan kemampuannya mengajarkan pada siswa (Jozua Sabandar:2011).
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar: 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter siswa sangat penting untuk ditingkatkan.
Untuk mengatasi masalah tersebut ada Salah satu Metode yang baru ditemukan yaitu Metode Invact (Increase Value Activity) dimana metode ini juga bisa melengkapi kurikulum baru 2013 yang merancangkan pembelajaran SD tematik di semua kelas sehingga penanaman nilai untuk pembentukan karakter menjadi terintegrasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menjadi lebih bermakna (Puji Trimaryanti: 2009).
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan Metode INVACT (Increase Value Activity) dalam pembentukan karakter siswa.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh Metode INVACT (Increase Value Activity) terhadap pendidikan karakter siswa Kelas VII SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran 2013/2014?

C.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat teoritis
Secara umum penelitian ini dapat memberikan informasi tentang  bagaimana penerapan Metode INVACT (Increase Value Activity) dalam pembelajaran Matematika.
2.       Manfaat praktis
a.       Bagi siswa
Memperoleh pengalaman langsung dengan adanya metode pembelajaran yang baru dan menyenangkan.
b.      Bagi guru
Dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan kualitas output siswa khususnya dalam pembentukan karakter.
c.       Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.
  

Tugas: Metodologi Penelitian

Tidak ada komentar: