Pengaruh Metode INVACT (Increase Value Activity)
Terhadap Pendidikan Karakter Siswa Kelas VII SMPN 15
Mataram
Tahun Pelajaran 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam era globalisasi, dunia seakan
semakin menyatu, sekat-sekat semakin samar, sehingga setiap orang akan semakin
mudah berkomunikasi dengan orang lain, tidak dibatasi jarak dan waktu. Hal ini akan
mengakibatkan semakin samarnya sekat budaya yang lebih lanjut akan
mengakibatkan karakter suatu bangsa akan semakin menipis. Dewasa ini kerusakan
moral bangsa sudah dalam tahap sangat mencemaskan, karena terjadi di hampir
semua lini, baik birokrasi pemerintahan, aparat penegak hukum, bahkan di dunia
pendidikan. Jika hal ini dibiarkan, negara akan menuju ke arah kehancuran.
Pendidikan nasional mengemban tugas mengembangkan manusia Indonesia sehingga
menjadi manusia yang utuh dan sekaligus merupakan sumberdaya pembangunan yang
berkarakter. Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan wahana untuk
menyiapkan para siswa yang berkarakter agar dapat bertahan pada era global.
Pendidikan
karakter menjadi isu menarik dan hangat dibicarakan kalangan praktisi pendidikan
akhir-akhir ini. Mengapa? Sebab, dunia pendidikan kita selama ini
dianggap terpasung oleh kepentingan-kepentingan yang absurd, hanya
mementingkan kecerdasan intelektual, akal, dan penalaran, tanpa dibarengi
dengan intensifnya pengembangan kecerdasan hati, perasaan, dan emosi. Kasus contek masal yang terjadi pada salah satu SD di Tandes
Surabaya merupakan satu bukti bahwa dunia pendidikan telah
mengabaikan aspek kejujuran di sekolah (Pramodhawardani, 2011).
Dengan
demikian, wajar apabila output pendidikan kita menghasilkan
orang-orang cerdas, tetapi kehilangan sikap jujur (Yuwono Sudarsono,
2008:XXI). Imbasnya, apresiasi terhadap keunggulan nilai humanistik, keluhuran
budi, dan hati nurani menjadi dangkal. Tidaklah mengherankan jika mereka menjadi
pejabat melakukan tindakan-tindakan korup yang merugikan negara dan
masyarakat.
Laporan Kompas (20
Juni 2011) menunjukkan bahwa korupsi telah menggerogoti seluruh komponen
birokrasi pemerintah mulai dari eksekutif, legislatif dan yudikatif. Di pihak eksekutif,
hingga saat ini tercatat 158 kepala daerah (gubernur, wali kota dan bupati)
tersangkut kasus korupsi. Di Dewan Perwakilan Rakyat, lebih dari 42 anggotanya
terseret kasus korupsi. Sementara itu, di institusi penegak hukum yang semula
diharapkan bisa memperbaiki keadaan, ternyata kondisinya lebih parah. Ini
artinya, pendidikan kita setidaknya telah memiliki andil terhadap maraknya
korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menyebabkan Indonesia tergolong sebagai
salah satu negara yang tingkat korupsinya tertinggi di dunia.
Menyadari kenyataan itu, maka para pemerhati dan pemangku kepentingan memandang
perlu melakukan reorientasi dan penataan terhadap apa yang hilang dan kurang
disentuh oleh dunia pendidikan, yakni lebih fokus pada pembentukan karakter
anak. Proses pembelajaran perlu didesain sedemikian rupa sehingga memungkinkan
terjadinya pembentukan karakter melalui beragam aktivitas dan metode
pembelajaran.
Matematika yang selama ini hanya
dimaknai sebagai mata pelajaran biasa di sekolah, sebenarnya bisa jadi sarana
membangun karakter siswa, kata Prof. Jozua Sabandar,MA,Ph.D dari Universitas
Pendidikan Indonesia-Bandung saat menyampaikan makalahnya dihadapan 300-an
peserta seminar sehari “Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika”,
yang digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Sabtu,10/12 di Aula Balairung Caraka,
Gedung B Kampus I UBH Ulak Karang.
Ia juga mengatakan, dalam
pembelajaran matematika sebenarnya mengandung nilai-nilai pendidikan karakter,
yakni konsistensi, taat asas, disiplin, keseimbangan, kreatif, dan inovatif. Kata
dia selama ini pembelajaran matematika selalu dilakukan dengan metode
konservatif yang akhirnya hanya menghasilkan seorang yang memiliki kemampuan
perakit ilmu, bukan pengembang ilmu, padahal, ada muatan pendidikan karakter,
misalnya prinsip aritmatika yang dapat digunakan untuk pembelajaran toleransi,
sehingga siswa tidak sekadar diajarkan tentang teori-teori matematika. Ada pula
nilai kooperatif yang bisa diajarkan melalui matematika. Namun, hal ini
tentunya memerlukan kesadaran guru terhadap hakekat matematika dan kemampuannya
mengajarkan pada siswa (Jozua Sabandar:2011).
Berdasarkan
penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar: 2000),
ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan
mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill
dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses
di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft
skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan
karakter siswa sangat penting untuk ditingkatkan.
Untuk
mengatasi masalah tersebut ada Salah satu Metode yang baru ditemukan yaitu Metode Invact (Increase Value Activity)
dimana metode ini juga bisa melengkapi kurikulum baru 2013 yang merancangkan
pembelajaran SD tematik di semua kelas sehingga penanaman nilai untuk
pembentukan karakter menjadi terintegrasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu
pembelajaran menjadi lebih bermakna (Puji Trimaryanti: 2009).
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan Metode INVACT (Increase Value Activity)
dalam pembentukan karakter siswa.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat di rumuskan permasalahan dalam penelitian ini
adalah: Apakah terdapat pengaruh Metode
INVACT (Increase Value Activity) terhadap pendidikan karakter siswa Kelas
VII SMPN 15 Mataram Tahun Pelajaran 2013/2014?
C. Manfaat
Penelitian
1. Manfaat
teoritis
Secara umum penelitian ini dapat
memberikan informasi tentang bagaimana penerapan
Metode INVACT (Increase Value
Activity) dalam pembelajaran Matematika.
2. Manfaat praktis
a.
Bagi
siswa
b.
Bagi
guru
Dapat
memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan kualitas output siswa khususnya dalam pembentukan karakter.
c.
Bagi
peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan
pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan ketrampilan meneliti serta
pengetahuan yang lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.
Tugas: Metodologi Penelitian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar