welcome

WELCOME TO aqibmathic.blogspot.com

Sabtu, 11 Mei 2013

Mengenal lebih dekat Tuan Guru Bajang


Nama: TGH M Zainul Majdi MA
Nama Populer: Tuan Guru Bajang
Lahir: 31 Mei 1972
Istri: Hj. Rabiatul Adawiyah, SE
Anak:
Muhammad Rifqi Farabi
Zahwa Nadira
Fatimah Azzahra
Zaida Salima
Agama: Islam
Pendidikan:
SDN. No.2 Mataram (lulus Thn. 1985), Madrasah Tsanawiyah NW dan Madrasah Aliyah Mu’allimin Pancor (dalam 5 tahun pendidikan lulus Thn.1990), Ma’had Darul Qur’an Wal-Hadist NW Pancor (lulus Thn.1991), Universitas Al-Azhar Cairo Fakultas Usuluddin Jurusan Tafsir & ilmu-ilmu Al
Qur’an (lulus Licenci (Lc) Thn. 1995, & lulus Master of Art (MA) Thn. 2000), Mahasiswa program Doktor S3 Fakultas Usluhuddin Jurusan Tafsir Ilmu-ilmu Al Quran Universitas Al Azhar Cairo Mesir
(sejak 2003).

Karir:
1999- sekarang : Da’i Islam
1999 – sekarang : Ro’is ‘Am Dewan Tanfidziyah PBNW
2000 – sekarang : Ketua YPH PPD NW Pancor
2004 – sekarang : Anggota DPR RI (Nomor Anggota A.10)

Hobi: Membaca
Alamat: Jl. Raya Gelang Pancor Lombok Timur
Makanan Kesukaan: Pelecing

Gubernur NTB, H.M. Zainul Majdi yang lebih dikenal Tuan Bajang Lahir di Pancor 31 Mei 1972, dari rahim Ustadzah Hj Sitti Rauhun Zainuddin AM, putri pertama Almagfurullah Maulanaseikh TGKH Zainuddin Abdul Majid atau yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Pancor, Majdi mengawali masa kecilnya dalam lingkungan Ponpes NW.

Menginjak usia sekolah, putra seorang mantan birokrat, yang saat ini duduk sebagai Rektor Universitas NTB, H Muhammad Djalaluddin SH MM itu, disekolahkan oleh orang tuanya di SDN
No 3. Mataram. Baru duduk di bangku SD, kecerdasan dan kemampuan kepemimpinan Majdi sudah terlihat. Sejak kelas satu hingga kelas VI, Majdi selalu mendapat rangking pertama. Oleh kawan-kawannya, Majdi juga diangkat sebagai ketua kelas, maupun pemimpin kelompok anak laki-laki di kelasnya.

Usai menamatkan sekolan di SDN 3 Mataram tahun 1985 lalu, penggemar plecing ini, melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah NW dan HUMAS PEMBERITAAN DAN KOMUNIKASI Madrasah Aliyah Mu’allimin Pancor. Karena kecerdasannya ia hanya melakukan studi hanya dalam 5 tahun, dan dinyatakan lulus tahun 1990. Selama setahun kemudian Majdi melanjutkan sekolah di Ma’had Darul Qur’an Wal- Hadist NW Pancor (lulus tahun 1991).

Mengenyam ilmu di daerah, tidak membuat Majdi berpuas diri. Dia lalu melanjutkan kuliah di Universitas Al- Azhar Cairo, dan mengambil Jurusan Tafsir dan ilmu-ilmu Al Qur’an Fakultas
Usluhuddin. Kurang empat tahun, Majdi dinyatakan lulus dengan gelar Licenci (Lc) pada tahun 1995. Dia kemudian melanjutkan kuliah di fakultas dan jurusan yang sama dan dinyatakan lulus Master
of Art (MA) pada tahun 2000. Kini H.M Zainul Majdi telah tercatat sebagai mahasiswa terbaik Doktor (S3) di almamaternya Fakultas Usluhuddin Jurusan Tafsir Ilmu-ilmu Al Quran Universitas Al Azhar Cairo Mesir. Jika lulus, Majdi merupakan salah satu intelektual Islam yang spesifikasi keilmuannya terbilang masih sangat langka, terutama di Indonesia. Melihat perjalanan pendidikannya, maka tak heran jika Majdi sangat konsen terhadap pengembangan pendidikan. Tak heran, dalam visi missinya, Majdi menempatkan pendidikan gratis sebagai jualan utama.

Di usianya yang masih sangat muda, kiprah tokoh NTB ini, sudah diakui di tingkat nasional. Salah satu buktinya dengan diangkatnya suami dari Hj Rabiatul Adawiyah SE ini, sebagai Menteri Agama dalam kabinet bayangan yang digagas Koalisi Muda Parlemen Indonesia (KMPI). Jika tidak memiliki
kualitas di atas rata-rata, tidak mungkin kabinet bayangan ini mengangkat diri Majdi. Padahal saat diangkat sebagai ‘’menteri’’ usianya masih 32 tahun. Apalagi dalam proses pembentukan Shadow Government, KMPI melakukan proses seleksi secara terukur dan objektif. Tidak berdasarkan kepentingan politik, yang saat ini banyak mewarnai perekrutan pejabat di Negara kita. Kabarnya Sampai saat ini kabinet bayangan itu masih melakukan rapatrapat.

Dari perkawinannya , kini Tuan Guru Bajang dikaruniai empat putra dan putri, yaitu Muhammad Rifqi Farabi, Zahwa Nadira, Fatimah Azzahra dan Zaida Salima. Kemampuan kepemimpinan Tuan Guru Bajang sudah terlihat jauh sebelum terpilihnya sebagai Gubernur NTB. Keberhasilannya memimpin NW, salah satu organisasi Islam terbesar di NTB menunjukkan Tuan Guru Bajang bukan pemimpin biasa. Ayah empat putra ini, mulai memimpin NW sejak wafatnya pendiri sekaligus kakek beliau yaitu Tuan Guru Pancor tahun 1995 lalu. Di awal kepemimpinannya di NW, sudah ada bibit perpecahan yang berujung pada lahirnya dualisme kepemimpinan organisasi tersebut. Di tengah hantaman krisis dan gonjang-ganjing pertikaian internal organisasi tersebut, sang tuan guru muda ini tidak terpengaruh. Dia terus berupaya mengembangkan dan mamajukan
organisasi NW. ‘’Dalam kondisi ini saya tetap berharap dan berikhtiar untuk rekonsiliasi. Setiap kejadian penuh hikmah, dengan cara ini kita berbagi peran dengan berbagai tugas besar untuk membina dan membangun ummat,’’ katanya.

Sebagai seorang ulama’ Majdi tidak termasuk kalangan ulama yang inclusive (ortodox), dalam arti menerima mentahmentah seluruh warisan tradisi budaya yang telah ada dan tidak serta-merta menolak seluruh hal yang berbau “modern”. Ia juga tidak termasuk yang exclusive dalam arti menerima saja seluruh hal “baru” yang datang kemudian tetapi memegang prinsip “Almufahazatu ‘ala-Iqadimasholeh, wal akhdzu bil jadidil ashlan”. (Memelihara tradisi yang baik dan menerima hal baru yang baik). Hal ini berarti, tolak ukur sesuatu untuk diterima atau tidak, bukan dilihat dari lama atau barunya, melainkan atas`dasar baik atau buruknya. Ditengah gejolak internal tersebut, Majdi
terus memantapkan arah perjalanan dan mengembangkan organisasi tersebut. Sekarang terlihat nyata kemajuanorganisasi NW yang merupakan Organisasi Islam terbesar di NTB. Majdi merupakan sosok ulama yang sangat peduli terhadap dunia pendidikan. Dibuktikan dengan banyaknya prestasi dan penghargaannya dalam pengembangan dunia pendidikan.

Ketika memasuki dunia Legislatif DPR RI di dalam komisi X, Majdi bersama anggota dewan yang lain berhasil melahirkan undang-undang sertifikasi guru dan dosen. Undang-undang ini dinilai banyak kalangan akan dapat mensejahterakan guru dan dosen yang merupakan pelaku utama pengembangan dunia pendidikan. Ujungnya membuat kualitas pendidikan Indonesia dimasa depan akan semakin bagus.

Tidak ada komentar: